Senin, 11 Mei 2015

ADJECTIVE CLAUSE

Adjective clause adalah anak kalimat yang menerangkan noun atau pronoun. Noun atau pronoun ini disebut antecedent. Antecedent ini terdiri dari : orang, benda, waktu, tempat, dan alasan. Adjective clause ini memakai kata ganti penjelas (relative pronoun) : who,whom,that, whose, which, when, where, dan why.
Untuk menerangkan orang, dipakai relative pronoun who, whom,whose,atau that, contoh :
- He paid the money to the man who had painted his fence. (Dia membayar uang kepada pria yang
   telah mengecat pagarnya)
- He paid the man whom he had hired. (Dia membayar pria yang disuruhnya bekerja)
- He paid the man from whom he had borrowed the money.(Dia membayar pria yang darinya dia
   telah meminjam uang)
- This is the boy whose picture you saw. (Inilah anak laki-laki yang fotonya kamu lihat)
Untuk menerangkan benda, dipakai relative pronoun which atau that, contoh :
- This is a book which describes planets. (Inilah buku yang menjelaskan tentang planet)
- He likes the shirt for which he had paid Rp. 70,000. (  Dia suka baju yang untuknya dia telah
  membayar Rp.70,000)
Untuk menerangkan waktu, dipakai relative pronoun when, contoh ;
- This is the date when the founding father proclaim our independence. (Inilah tanggal saat bapak
   pendiri menyatakan kemerdekaan kita)
Untuk menerangkan tempat, dipakai relative adverb : where, contoh :
-  That is the house where I spent my childhood. (Itulah rumah di mana saya menghabiskan masa
    kecil saya)
Untuk menerangkan alasan, dipakai relative adverb :why, contoh :
-  He cannot give reason why he didn't obey the instruction. (Dia tidak dapat memberikan alasan
   mengapa dia tidak mentaati perintah itu) 
That biasanya dihilangkan dalam percakapan, contoh :
-  I borrow a book (that) describes Olympics. (saya meminjam buku yang menjelaskan tentang
   olimpiade)

Minggu, 10 Mei 2015

NATIVE SPEAKER

     Sabtu kemarin (9 Mei 2015), sekolah saya kedatangan tamu foreigners dari Australia, AS dan Kanada. Mereka diberi kesempatan berbicara di depan kelas kepada siswa-siswi saya. Saya bertugas sebagai interpreter. Para tamu tersebut terlihat antusias. Begitu juga para siswa saya.
      Kehadiran foreigners yang merupakan native speakers sungguh meninggalkan kesan bagi siswa-siswi dan menyegarkan suasana. Nilai kehadirannya melampaui keberadaan sebuah laboratorium bahasa yang saya rindukan kehadirannya. Lagipula, mendatangkan guru bahasa Inggris yang merupakan native speaker sungguh mahal biayanya. Untuk sementara ini, sekolah saya tidak mampu melakukannya. Jadi, kedatangan keempat tamu tersebut seperti hujan di padang pasir, sesuatu yang sangat menyegarkan.

NATIVE SPEAKER

     Sabtu kemarin (9 Mei 2015), sekolah saya kedatangan tamu foreigners dari Australia, AS dan Kanada. Mereka diberi kesempatan berbicara di depan kelas kepada siswa-siswi saya. Saya bertugas sebagai interpreter. Para tamu tersebut terlihat antusias. Begitu juga para siswa saya.
      Kehadiran foreigners yang merupakan native speakers sungguh meninggalkan kesan bagi siswa-siswi dan menyegarkan suasana. Nilai kehadirannya melampaui keberadaan sebuah laboratorium bahasa yang saya rindukan kehadirannya. Lagipula, mendatangkan guru bahasa Inggris yang merupakan native speaker sungguh mahal biayanya. Untuk sementara ini, sekolah saya tidak mampu melakukannya. Jadi, kedatangan keempat tamu tersebut seperti hujan di padang pasir, sesuatu yang sangat menyegarkan.

S